THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

foto ni yang penuh banyak kenangan

Rabu, 13 Mei 2009

Gimana sih kalo kamu lagi jatuh cinta???!

suka CCP...curi - curi pandang...!!!

Sulit tidur, suka melamun, tidak bisa diam, tapi nabsu makan, tetep...

Suka ketawa-ketawa sendiri...

Suka berkhayal yang indah-indah tentang do'i...

kangen terus :D pengen dengenr suaranya terus :D.

Serba salah dalam hal apapun.

deg deg seeerrrrr.......

ya itulah yang namanya jatuh cinta, jantung berdetak lebih cepat, gak bisa tidur malam hari, inget dia mulu..

Berusaha melupakan tapi sulit...

Hati berbunga-bunga seperti mawar yang baru mengembang...wangi, segar dan menawan...

Segala sesuatu yang dilihat dan dirasakannya menjadi indah...

Selalu membayangkan wajahnya, apalagi pada saat mau tidur..Hmmm kapan ya bisa berjumpa dengannya???

Pasrah dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Kholiq....

Berharap dia akan selalu mencintaiku apa adanya...bukan karena ada apanya...

Pergi menjauhinya dan berharap dia bahagia menemukan orang lain yang lebih pantas dengannya... (berkeyakinan cinta harus memiliki).

Memberi setangkai bunga anyelir, ngajak duduk dipinggir taman sambil melihat bebek berenang...

Meneteskan air mata saat menahan hadirnya cinta itu di hati.

Jauh di mata dekat di hati.

nempel di pohon, manari-nari, , nyanyi-nyanyi, berputar-putar... lha kaya pilem india.

Bila aku jatuh cinta aku mendengar nyanyian 1000 dewa dewi cinta menggema dunia.

Merasa lebih kuat menghadapi tantangan hidup..

Memberikan semuanya apa yang dia inginkan..

Menerima semua yang dia berikan.

Kagak tahan!!!!!!!!!

Sama-sama Nahan.....

Susah!!!!!!!!

Senang!!!

Jtuh cinta berjuta indahnya....dibelai , dibacok, dibunuh, di tampar amboi rasanya....Ehm kalo jatuh cinta rasanya sakit soalnya kejatuhan cinta, beratnya ber-ton2 si...*peace*.

Selalu ingin menangis karena menahan rindu....

Selalu rindu karena menahan tangis...

Menjadi begitu sensitif, begitu peka, begitu dan begitu mudah luluh hatinya terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya...

Mudah terbawa suasana, omongannya selalu soal cinta, merasa bahwa dunia ini indah, tidak ingin perasaan ini berakhir dengan begitu cepat, berharap waktu dapat berjalan dengan lebih lambat..

Selalu ingin tahu bagaimana isi hati orang yang dicintainya....

Kadang kala bingung bagaimana cara mengungkapkan isi hatinya kepada orang yang dicintainya..

Sulit sekali memejamkan mata walau sesaat saja tanpa harus mengingatnya.

Yang ada hanyalah bayangan dirinya, dia selalu hadir dalam setiap mimpi2.. mau makan ingat dia, mau tidur ingat dia, mau ngapa2in pasti ingat dia..

Kini, saat berusaha menghibur diri dengan apapun juga, yang ada hanyalah kesedihan yang selalu menemani.

Pagi hari tidak dapat sarapan karena ingat dia, siang tidak dapat makan karena masih memikirkannya, malam tidak dapat tidur karena belum makan dari pagi...

Ada kejenuhan di hati, namun entahlah mengapa hal yang terindah hanya selalu mengingatnya...

Sunyi, sepi sendiri dan tidak ada yang mau menemani bila dirinya telah jauh pergi..

Kadang ingin waktu berhenti sejenak saat cinta itu ada didekat hati.

Mengharap-harap rindu antara siang dan malam dan terasa seperti dalam taman surgawi yang terbebas dari ruang dan waktu...

Kadang terlintas keinginan ingin memandangnya dari walau dari kejauhan tanpa harus dia tahu kehadiranku.

Begitu nikmatnya kesabaran hingga tak bisa ku ungkapkan dgn kata kata dan kesabaran itu akan menuntunku, untuk merasakan betapa indahnya hadirmu untukku..

Saat kuarungi kegelapan, mengapa hadirmu yang selalu membuat terang hatiku, hingga batas apapun itu selalu melindungiku dari gelapnya kepekatan.

Dunia akan terasa indah dan mensyukuri ttg apa yang ada pada dirinya, bila kamu bermimpi maka hayati makna mimpi itu dan peluklah arti bahagia mimpi itu kehatimu..

Namun, andai semua ini nyata, maka yang dapat kurasakan hanyalah senyumnya yang menghiasi hatiku kini, tertinggal di sudut hati yang terdalam.

Akan kuajak kau menaiki cinta, berpegangan pada langit dan terbang diantara bintang, biar semesta menjadi saksi kau bahagia hari ini.

Membawanya ke alam khayal yang dalam sambil perlahan kubisikkan kata cinta padanya, lembut namun menghujam sampai kehatiku hingga semua kerinduan itu terlepas walau hanya asa yang tersisa.

Oleh: budiescool25 Dalam indahnya bola matamu kutahu ada cinta yg terpendam, dan dalam putihnya hatimu kutahu kau selalu ingin berbagi rasa..

Hanya padamu... pintaku walau tak sampai, indah rasa ini tetap mengiringi setiap langkah-langkahku dan hirupan nafasku membawaku tetap berpijak pada putihnya cinta yang kurasa saat ini.

Wajahmu memalingkan duniaku....

Dunia tak kan pernah terasa indah bagi hati yg tak bisa mengetahui mana yg baik dan yg buruk ibaratnya meminum air laut semakin kita minum maka kita semakin kehausan..

Gerangan rasa apa ini, hingga membuatku mabuk kepayang sehingga tak bisa mencerna setiap hal yang baik maupun buruk. Segalanya serba indah...

Jika kamu suka keindahan maka jangan lupa keburukan, hubungan sebab akibat, positif dan negatif selalu berbalik arah..sesuatu yang terindah dalam sekejap mata bisa saja menjadi yg terburuk dalam hidupmu ...

Kadang, kuingin waktu berhenti sejenak untuk mematahkansegala angan ini agar rasa ini cepat buyar bersama bayangmu..

Minggu, 19 April 2009

Zwani

zwani.com myspace graphic comments
Graphics for I Love You Comments

Jumat, 17 April 2009

Aku yang Derita Atau Kau yang Sengsara


Perpisahan memang selalu meninggalkan air mata. Puisi yang satu ini betul-betul sangat menyedihkan karena pengorbanan seseorang yang sangat mendalam. Seperti apa kisahnya? Silakan anda baca! --- Aku yang derita atau kau yang sengsara... Dalam melewati episod cerita cinta ini... Kita telah kecundang jua.. Dalam arti kata yang lebih tepat.. Aku tewas.. Aku yang tewas dalam merebut cintamu.. Aku yang tewas dalam mempertahankan cintaku... Aku yang tidak punya kekuatan itu untuk mempertahankannya Dari badai yang melanda... Badai yang paling hebat... Antara derajat dan restu orang tuamu... Kiranya aku yang bersalah.. Kumohon ampun darimu... Kiranya aku yang bersalah, Kurayu seribu kemaafan... Bonda dan ayahandamu tidak merestui cinta kita rupanya... Atau lebih tepat... Antara kita tidak sederajat... Itulah kata-kata ayahanda dan bondamu katakan... Dan aku... Maafkan sekali lagi, aku tidak mampu untuk menahan air mata Ini berlinang di tubir mata ini... Pergilah sayang, Jika ini suratan cinta kita, aku rela... Jika ini yang dikatakan takdir... Aku pasrah... Sayang, Usah berkata begitu... Mereka orang tuamu sayang... Mereka yang menjagamu dari sejak kecil lagi, Mereka yang menatangmu dengan penuh kasih sayang, Merekalah yang telah melimpahimu dengan kemewahanmu... Ingatlah, syurga seorang lelaki wajib berada di bawah telapak kaki ibu untuk selamanya... SELAMANYA,,, Pergilah sayang, Aku tahu kita berdua sengsara.. Kita berdua menderita... Sayang maafkan aku, Dalam tempoh kita melewati kisah percintaan kita ini... Percayalah... Aku bahagia.. Dan aku benar-benar bertuah kerana diberi peluang Untuk merasai kasih sayang itu walaupun hanyalah pinjaman rupanya... Aku yang menderita atau kau yang sengsara..sebenarnya,, Percayala kedua-duanya antara kita menderita dan sengsara... Izinkan aku untuk mengucapkan salam perpisahan dariku yang terakhir sayang....


Selasa, 07 April 2009

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

” Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” ( Al Ahzab : 40 )

Beliau memiliki akhlak yang luhur, dengan kesaksian Rabb semesta Alam :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيم

” Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” ( Al Qolam : 4 )

Lemah Lembut, tidak keras lagi berhati kasar :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” ( Ali Imran : 159)

Sangat menginginkan agar manusia mendapatkan hidayah. Beliau nyaris mencelakakan dirinya karena bersedih karena sangat mengharapkan keimanan mereka :

لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

” Boleh Jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman. “ ( Asy Syu’araa’ : 3 )

Oleh karena itu wajib bagi kita mencintai Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam. Bahkan cinta kita kepada Nabi adalah bukti sempurnanya iman kita. Dari Anas radhiallahu anhu , dari Nabi shallallahu alaihi wasalam , bahwasanya beliau shallallahu alaihi wasalam bersabda:

“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih)

Bahkan Kita harus lebih mencintai Rasulullah daripada diri-diri kita sendiri. Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wasalam :

“Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.” Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.”

Cinta kepada Allah bukan sekedar kata-kata dan bukan sekedar cerita. Demikian pula cinta kepada Rasulullah. Sebagaimana halnya cinta kepada beliau “bukan sekedar dakwah dengan lisan dan tidak pula cukup cinta dengan hati, bahkan harus disertai dengan Ittiba’ (mengikuti dan meniru) kepada Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam, meniti diatas petunjuknya, dan merealisasikan manhaj beliau dalam kehidupan. Sebab cinta itu bukan nada-nada yang dilagukan, bukan kasidah-kasidah yang disenandungkan, dan bukan pula semata-mata kata-kata yang diucapkan. Akan tetapi cinta adalah mentaati Allah dan Rasul-Nya. Ingin tahu bagaimana cara yang benar mencintai Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam ?? Ingin tahu pula bagaimana orang2 sholih mencintai beliau ?? Silahkan pembaca merujuk kepada kitab diatas. Banyak manfaatnya insya Allah.



COBALAH


Cobalah hentikan langkahku
Kau coba lagi hentikan aku

Ku tak pernah tau keinginanmu
Dan tak pernah tau arah hatimu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Ku coba pahami langit
Kau cobakan lagi pijaki bumi

Diatas hatiku ku tinggalkanmu
Diatas hatimu kau rendahkan aku

Ku tau semua berubah
Engkaupun tak semua berubah
Kau tanyakan lagi keteguhanku
Dan dapat rasakan kau ragu

Dan coba kau tanya seluruh alam
Apa yang kau tanya kan ku lakukan
Apa yang kau rasa kan kumimpikan
Aku menunggumu di atas hatiku
Dan coba lihat apakah jawabnya
Mungkinkah kau temu di sudut malam
Apa yang kau tanya tlah kulakukan
Aku menunggumu… masih menunggu…


LIRIK LAGU : HIJAU DAUN




" Sepenggal Kisah Remaja"


KISAH SERBA-SERBI
( Sepenggal Kisah Remaja )

Ketika setiap pagi – jam-kerja saya, membuka internet, ada sebuah surat yang
isinya mau mengenal saya. Fans saya di sebuah hotel berbintang di
Yogyakarta. Masih anak muda atau ibu rumahtangga
muda, dengan seorang anak. Umurnya 36 tahun. Katanya pula dia dengan
keluarganya, selalu membaca tulisan saya di berbagai milist. Tulisan saya
memang saya sebarkan di milist apakabar – sastra-pembebasan – sastra-tki –
national-list – budaya-Tionghoa dan banyak lagi. Sekali tulis dalam 14
siaran. Dari salah satu milist itulah dia, Nuning dan keluarganya membacai
tulisan saya.
Dan dia cerita banyak tentang tulisan saya dan keluarganya. Kalau saya tidak
menulis satu dua hari saja – Nuning lalu segera menulis email kepada saya
menanyakan, mengapa Oom hari ini tidak menulis? Saya dan mama menunggu. Ada
apa dengan Oom? Semoga saja Oom selalu sehat dan tak kurang suatu apapun.

Yang saya herankan dari tulisan dan cerita dia, katanya mamanya mengenal
saya ketika sama-sama di sekolah di Jakarta dulu. Berita tentang bagian ini
yang bikin saya agak sakit-syaraf! Siapa mamanya itu – dan di mana ketika
kami masih sekolah itu. Dan Nuning tidak pula menceritakannya dengan lebih
jelas. Kan jadinya saya penasaran! Lalu terjadilah surat menyurat antara
Nuning dan saya. Dan saya lebih penasaran lagi, sebab Nuning seperti
memancing saya.
“Oom kalau Oom mau tahu tentang mama saya……..ada baiknya ketika Oom ke
Indonesia, datanglah ke Yogyakarta. Mama saya sudah saya bilangin kok, dan
mama setuju Oom datang dan ke rumah kami. Nantilah Oom akan tahu dan ingat
semua. Mama juga mengharapkan agar Oom singgah dan kalau sudi – bisa
bermalam di rumah kami. Datanglah Oom ke Yogyakarta “, demikian Nuning.

Sampai ketika itu, Nuning tidak bercerita siapa nama mamanya dan di mana
ketika yang katanya bersama sekolah dengan saya itu. Saya kira, inipun suatu
pancingan agar saya dari dekat mengenal dan berkenalan kembali dengan
keluarga Nuning. Serba gelap. Tetapi serba pancingan agar saya geregetan dan
penasaran mau tahu. Akan halnya kota Yogyakarta – serba sedikit saya
mengenalnya. Tahun 1953 saya mula-mula datang ke Yogyakarta. Dan kami para
pelajar IKPB – Ikatan Keluarga Pelajar Belitung sudah membeli sebuah gedung
buat asrama pelajar Belitung yang banyak belajar di kota Yogyakarta.
Letaknya di Patang Puluhan – dan saya sudah mondar-mandir di kota Yogya
ketika mengurusi asrama yang kami beli itu. Sebuah gedung yang bisa dihuni
belasan sampai likuran anak-anak pelajar. Lalu ketika saya sudah tinggal di
luarnegeri – beberapa kali saya datang ke Yogyakarta – tahun 1993 – 2000 dan
2002. Tapi ketika itu belum ada kisah Nuning dan mamanya ini.

Banyak sekali fans saya yang tersebar di mana-mana. Baik yang di Indonesia
maupun di luarnegeri seperti di Australia – New Zealand – Jepang dan AS
serta Eropa sendiri, Hongkong dan Makao. Setiap hari saya harus menyisakan
waktu barangkan satu dua jam buat membalas surat-surat para penggemar yang
rata-rata 7 surat setiap hari. Dan surat Nuning ini yang bikin saya jadi
syaraf. Siapa mamanya yang dia ceritakan ini. Kalau saja dia sebutkan di
sekolah mana ketika kami bersama dulu itu, tentulah layar dan tirai yang
belum tersingkap itu akan pelan-pelan saya kuakkan dan teliti di mana dan
siapanya.

Ketika tahun 2003 saya keliling Jawa Tengah dan Jawa Timur, saya sempatkan
mencari Nuning di sebuah hotel di Yogyakarta. Nuning seorang ibu muda –
sangat gembira mengetahui saya datang dan betul-betul datang buat anjangsono
ke keluarganya di kota Yogya – terutama menemui ibunya yang katanya teman
saya sesekolah yang entah di mana.
“Mama…mama….Oom sobron betul-betul datang ma……”, sambil Nuning tertawa
sangat gembira menilpun ibunya di rumah.
Dan kami menuju rumahnya di peluaran kota Yogya. Saya deg-degan – bagaikan
mau dipertemukan dengan badan intel atau bagian keamanan buat sebuah
interogasi. Tak lama maka sampailah kami ke rumah keluarga Nuning. Rumahnya
besar dengan pekarangan yang penuh asri dan pepohonan mangga – kedondong –
rambutan – dan rerumputan yang sangat teratur. Tak lama keluarlah seorang
wanita setengah tua – berkacamata – tetapi masih gagah jalannya. Saya
terperanjat sebentar. Lalu berupaya mengingat, siapa wanita ini. Dan
…….memang saya kenal. Tetapi belum mantap ingatan saya. Setelah wanita itu
mendekati saya….nah, spontan kami berpelukan di mana kami ketika itu sudah
rata-rata di atas 60 tahunan.

“Anggun, kamukah ini Anggun……..?”, tanya saya.
“Kamu masih ingat kan, bron? Anak saya si Nuning yang banyak cerita tentang
kamu. Lalu saya juga jadi tertarik dan juga turut membaca tulisanmu. Nah,
masuklah dan duduklah santai-santai”.
Saya lalu ingat banyak dan barulah kini teringat dengan jelas. Terlalu si
Nuning dan juga mamanya ini! Apa sih susahnya menyebutkan di mana ketika
kami sama-sama sekolah dulu itu! Saya lirik si Anggun…dan dia ketawa,
mungkin merasa lucu. Saya juga jadi ketawa, karena merasa lucu dulu itu……..

Ketika kami masih di Taman Madya – Taman Siswa – di Jalan Garuda 25, kami
sama-sama berumah dan tinggal di Kebayoran. Anggun tinggal di Jalan
Ciranjang dan saya tinggal di Jalan Ciomas, Bok Q Kebayoran. Anggun selalu
pergi-pulang dengan mobil – mobil kakaknya. Saya selalu dengan sepeda,
mondar-mandir antara Kebayoran dan Kemayoran – yang jauhnya pergi pulang
barangkali lebih 20 km, setiap hari! Suatu waktu, mobil kakak Anggun dibawa
kakaknya ke Yogyakarta dan Anggun tak ada yang menjemput. Lalu dia datang
kepada saya, minta tolong antarkan ke rumahnya di sama-sama Ci – Ciranjang
dan Ciomas – bertetangga. Saya kebingungan! Sebab sepeda saya tak ada
bagasinya! Tetapi lalu bagaimana Anggun – tak ada yang akan menjemput dan
membawanya. Kami lepas sekolah selalu sesudah jam 21.oo cukup malam bagi
seorang wanita yang rumahnya begitu jauh.

Saya katakan kepada Anggun – tak ada bagasi. Dan Anggun mau dibonceng di
depan, pokoknya bisa pulang ke rumahnya yang sama-sama di Kebayoran blok Q.
Maka kamipun berboncengan, yang Anggun selalu dekat stang. Sesudah empat
hari – kami berdua patungan membeli bagasi sepeda, sebenarnya secara khusus
buat memboncengi Anggun – yang ketika saya bonceng selalu tercium bau
rambutnya yang wangi dan sedap. Saya dan dia dalam usia remaja – belasan
tahun – jadi bukan salah kami – terutama saya – pabila ketika itu berahi
saya membakar-bakar dan Anggun mau memafkan saya. Dan semua ini Anggun yang
menceritakannya kepada Nuning, dan Nuning tertawa terpingkal-pingkal. Hari
itu sampai sore menjelang senja – barulah kami meneruskan perjalanan ke
Solo. Anggun dan Nuning mengajak kami bermalam di rumahnya – tetapi kami
sudah punya rencana yang terperinci.

Tak lupa hari itu lagi-lagi saya minta maaf kepada teman baik saya Anggun
dan Nuning, seorang ibu muda yang sangat menyukai tulisan-tulisan saya.
Anggun tak pernah merasakan saya berlaku kurang-ajar terhadapnya. Mungkin
karena dia juga sedikit banyaknya merasakan apa yang saya rasakan – terutama
bau wangi rambutnya itu – dan gilanya lagi – pabila Anggun tertawa – akan
terlihat lesung-pipinya yang bagus dengan barisan giginya yang putih. Bukan
salah saya ya pabila saya yang ketika itu tengah bergelora usia remajanya –
apapun bisa terjadi. Dan syukurlah = Anggun mengerti dan paham si sobron ini
bukanlah orang suci! Dan kini kami sudah sama-sama tua – tinggal
mengenangkan masa remajanya dulu itu – ketika tahun 1951,- lebih setengah
abad yang lalu,-

Minggu, 05 April 2009

Senin, 30 Maret 2009

J@LANI HIDUP NI DENGAN SEBAIK -BAIK @ KARDAHIDUP NI

CUMA SATU TUJUAN YA,YA ITU BERIMAN KEPADA ALLAH

MENGAMALKAN YANG TELAH DI BERIKAN YA.

DARI SEBAGIAN HARTA YANG KITA MILIKI TU ADA LO......

HARTA TEMAN -TEMAN KITA YANG LAIN YA

BENER GAK.............

NI CUMA INFO AJA LO.............


Kamis, 26 Maret 2009

Aku Merindumu

Riuh melodi rindu kian menggebu
Melepas jejak jalan yang berabu
Saat hati tak bisa bersatu
Saat mata tak bisa bertemu

Sebuah kerinduan membuncah dalam kalbu
Aku sangat merindumu
Seperti malam merindu pagi
Seperti punguk merindu bulan

Sejuta nuansa hati bersatu
Dalam sejuta tanya dan permainan rasa
Aku merindumu kekasih
dan aku terus berteriak dalam hening

Tak adakah suara datang kepadamu
menceritakan rasa rindu yang tertuang
Dalam sebuah bait kata yang meradang
Kepada sebuah cinta yang terhalang

Aku merindumu kasih
Saat aku menelusuri ruang rinduku padamu
sebuah kerinduan yang terpancar pada indahnya bayangmu
dan tak akan lekang dalam satu hitungan waktu

--

Senin, 23 Maret 2009

BUNGA MIMPI


bunga indah lagi berseri "hiasan malam di dalam mimpi" zmz ni pengganti dari tanda ingatan tak layu d hati "walau mata tak bisah melihat " walau tangan tak bisa memegang tapi kalau di hati selalu terkenang.

Kamis, 12 Maret 2009

KEHIDUPAN REMAJA

Semenjak lulus SMA, saat itu usiaku delapan belas tahun, sikapku semakin tidak karuan. Apalagi ketika aku melanjutkan di bangku kuliah, ada saja perbuatanku yang tidak disukai oleh kaum Hawa. Teman-teman di kampus memberiku julukan si Mulut Buaya. Maklumlah, di tempatku kuliah hanya aku saja yang paling banyak diminati oleh gadis-gadis di kampus. Aku sangat bangga bahkan menjadi angkuh karena ketampananku. Badanku tinggi dan berisi bahkan mulai berotot seperti Ade Rai. Aku juga punya harta yang tujuh turunan tak akan habis. Aku juga disegani oleh teman-teman bahkan dosen di sana. Ya, jelas saja. Aku ini anak seorang pejabat negara.

Namun, ada satu gadis yang menurutku dia biasa saja. Kadang-kadang terlihat manis. Dia sangat membuatku kesal. Dia pernah menantangku dan tak ada rasa takut melawanku. Oh… mau cari mati dia, pikirku menantang.

Namanya, Linda. Dia perantau dari Bangka. Tidak cantik, tetapi cukup berani. Linda teman sekelasku. Dari semester satu sampai semester delapan saat ini, aku masih sekelas bersamanya. Kami selalu saja tidak pernah akur. Perdebatan sering terjadi. Tidak ada kata titik. Selalu saja tidak ada akhirnya. Sama-sama keras kepala.

Di kelas, aku dan Linda disebut sebagai Tom and Jerry. Seperti tikus dan kucing saja tiap hari bertengkar. Di suatu hari, entah hari apa, aku tak mendapat Linda masuk kelas. Mungkin dia tidak masuk hari ini. Dia sakit? Dia bolos? Dia mendapat hukuman? Ah… pertanyaan ini sering kali terlintas dalam benakku. Mengapa aku begitu khawatir?

Begitulah diriku, tidak mau menyadari kalau aku…

* * *

Di lain hari.

Linda berhasil menjadi ketua kelas. Aku menjadi sangat benci padanya. Aku kalah! Ah, itu tidak akan terjadi. Urusan sepele melawan dia! Dengan jurus bualanku, dia pasti akan tertarik padaku, dan akan masuk dalam perangkapku. Perangkap tikus, kataku dalam hati.

Wanita mana yang tidak akan tertarik padaku. Punya mobil kelas dunia yang hanya satu di Indonesia, wajahku tampan lebih dari seorang pangeran Inggris, pikirku membanggakan diri.

Sewaktu masih semester satu, aku pernah berpacaran dengan Lisa. Dia seorang model majalah terkenal. Cantik. Anak orang kaya. Berpenampilan menarik. Kemudian, aku putuskan hubungan dengannnya, hanya sebulan kita pacaran. Dia masih sakit hati sampai sekarang.

Lalu aku pacari lagi anak seorang angkatan darat. Namanya, Mona. Cantik dan feminin. Lagi-lagi aku memutuskan hubungan. Hanya sebulan pacaran. Kemudian, Shinta, seorang artis terkenal di Indonesia. Muda dan anggun. Aku pacari juga. Ya, hanya sebulan kita pacaran!

Lisa, Mona, Shinta, dan masih banyak lagi, mugkin sudah puluhan. Mereka adalah mantan pacarku di kampus, atau bisa disebut korban cintaku. Sakit hati. Wajarlah, hanya sebulan aku berhubungan kemudian aku putuskan! Selesai, ungkap diriku dalam hati.

Hanya dengan modal tampang keren dan ganteng. Bawa mobil pribadi, dan punya uang yang banyak, gadis-gadis di kampus berbondong mendaftarkan diri menjadi pacarku. Bahkan tidak hanya di kampus saja, di luar kampus juga banyak. Bukan salahku! Itu pilihan mereka!

Kupacari teman wanita di kampus, lalu kuputuskan. Kupacari lagi wanita lain di luar kampus kemudian kuputuskan, begitu seterusnya.

Tidak sedikit mantan pacarku yang sakit hati. Ada yang mencoba membunuhku, menamparku, bahkan melaporkan aku ke kantor polisi karena aku dianggap telah berbuat tidak senonoh terhadapnya. Ah, ada-ada saja, ketus hatiku.

“Sudah cukup kamu menyakiti hati mereka! Apa belum puas juga kamu!” Linda menggertak.

Tersentak aku kaget dari lamunanku yang membuatku merasa bangga ketika aku sedang bersantai di bangku kantin. Orang-orang di kantin juga memperhatikan Linda termasuk aku.

“He! Ngapain juga kamu ikut campur urusanku?”

“Aku tahu kamu tampan, ganteng, kaya, dan punya segalanya. Tapi hatimu busuk!”

“Apa kamu bilang? Enak saja kamu menghina aku!” Aku marah sambil bertolak pinggang.

“Itu kata-kata yang pantas kamu terima!”

Linda kemudian pergi dengan wajah sinisnya.

“Uh, dasar perempuan aneh!”

Mengapa Linda berkata kasar seperti itu? Apa aku punya salah padanya? Ya… sudahlah! Lalu aku pergi meninggalkan kantin di belakang kampusku, karena malu dipermalukan di depan teman-temanku.

Namun, aku juga tidak terima penghinaannya. Betul-betul keterlaluan!

“Sialan tuh anak, awas kalau bertemu nanti! Aku akan membalasnya!” sambil melotot menahan marah dan kesal.

Akhirnya, dengan perasaan penuh kesal aku tancap gas motorku dengan kencang. Menuju rumahku. Lampu merah aku terobos. Untung tidak ada polisi. Namun, di pinggir jalan kulihat Linda barjalan kaki sendiri. Entah mau kemana. Ah, kesempatanku memberi pelajaran padanya, bisikku penuh emosi.

Baru akan meminggirkan motorku ke trotoar, tiba-tiba mobil dari belakang menabrakku dengan kencang. Brak!! Suaranya seperti barang yang terjatuh dari lantai enam. Apa aku akan mati?

Aku melihat ada taman yang indah dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Kulihat banyak kerumunan orang memakai baju putih tanpa lengan. Kulihat juga di sekeliling taman ada beberapa gadis cantik yang kukenal. Itu seperti, Lola, Anna, Firda, dan Sonia. Bukankah mereka sudah meninggal secara tragis karena bunuh diri? Ya… sejak aku putuskan tali cinta yang waktu itu terbina. Sejahat itukah diriku? Hingga membiarkan hati mereka hancur sampai mati.

Mereka berempat tersenyum padaku. Mereka membawaku berkeliling taman. Hingga mereka menunjukkan sesuatu berupa cahaya putih menyilaukan. Aku mendekati. Kulihat ke bawah, dan betapa kagetnya aku. Kulihat seorang pria terkapar di ruang operasi dengan tubuh penuh jahitan. Masih basah. Hidungnya terpasang selang oksigen, kaki dan tangannya diperban. Oh… itu diriku! Kulihat di sampingnya ada seorang gadis yang kukenal. Itu Linda! Aku memanggil-manggil namanya beberapa kali. Dia tak mendengar. Aku pasrah. Aku juga ingin meminta maaf karena diam-diam aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ketika pertama masuk di bangku kuliah, semester satu. Aku memang sudah curi-curi pandang dirinya. Walau banyak gadis cantik, aku tak menaruh perasaan. Jantungku berdebar-debar. Dag-Dig-Dug. Sangat terasa menembus aliran darahku.

Saat itu, aku mencintai seorang gadis untuk pertama kalinya. Namun, dia tak menyambut cintaku. Ataukah memang dia tak mengerti apa yang kurasa? Karena itulah aku jadi galau. Hatiku ingin melampiaskan rasa sakit hatiku kepada semua gadis-gadis yang ada di kampus.

“Maafkan aku, Lola,” aku memelas. “Maafkan aku, Anna, maafkan aku, Firda,” desahku lirih. “Maafkan aku, pula Sonia,” aku menangis.

Tiba-tiba mereka membawaku lagi ke tempat yang penuh dengan cahaya putih berkilauan. Mereka mendorongku.

“Maafkan aku, Damar. Sejujurnya aku sangat menyayangimu. Namun, aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa di matamu. Aku hanyalah gadis kampung yang liar. Tidak sepadan denganmu yang tampan dan kaya. Maafkan pula kata-kataku tadi siang,” Linda menangis memegang tanganku, lalu mencium keningku.

Aku mendengar kata-katanya serta aku merasakan kecupannya yang begitu penuh kasih sayang.

“Ah,” mulutku seolah ingin berkata.

Aku tidak bisa membuka mataku. Tubuhku sakit semua. Hancur dan retak seperti tertindih pohon besar.

Tiada berdaya kudengar isak tangis orang yang kusayang. Linda. Maafkan aku. Hatiku memendam rasa bersalah. Kucoba membuka mata ini. Aku berhasil membuka mata ini. Kulihat Linda di sampingku sambil memegang tanganku. Air matanya mengalir terus- menerus.

Aku mencoba berkata-kata walau sungguh sakit.

“Ma…, ma…,” kata-kataku terpotong-potong. “Ma… af…, maafkan…, aku…,” ucapku terbata-bata. “Aku…, mencintaimu!”

Kali ini air mata Linda mengalir lebih deras. Ia menangis. Aku pun menangis.

“Aku juga mencintaimu dan aku akan menjagamu dengan kasih sayangku,” balas Linda terisak-isak.

“Terima…, kasih…,” aku memejamkan mata.

Tiba-tiba tubuhku melayang ke udara. Kulihat Linda menangis histeris. Keluargaku baru datang. Sudah terlambat!

Kini, aku ditemani oleh empat orang bidadari. Lola, Anna, Firda, dan Sonia. Mereka menemaniku di sini. Di tempat seharusnya aku berada.

GELISAH KU

kegelisahan ......
kegelisahan hidup tanpa jalan keluar
aku sendiri menunggu hilang ya kegelisahan itu
tapi apa yang aku dapat kan......


tak ada apa-apa yang aku dapat kan....
pengharapan biar lah pengharapan
tapi aku berharap kegelisahan itu hilang dari hidup ku
tanpa ada rasa sakit mau pun tanpa di sakiti...


tiada rasa saling menyalah kan
satu maupun yang lain
tiada rasa benci yang tersimpan dalam hati